Dormitory Life
Kenangan yang
terserak dan ingin dirapikan.
Karena manusia punya
kapasitas mengingat yang dipengaruhi oleh variable waktu. Maka, mengabadikannya
merupakan upaya untuk membuat kenangan itu abadi.
Chapter 1 – Tentang
Keputusan
Semester 4, belum juga usai, kegiatan perkuliahan memasuki
tingkat turbulensinya. Tugas kuliah mulai meningkat, organisasi, praktikum,
teman yang semakin banyak- yang berarti alokasi waktu untuk main pun juga
meningkat.
Mengikuti kegiatan social adalah salah satu passion yang
saya sadari semenjak mengikuti perkuliahan. Berbagi, mengajarkan matematika,
mendongeng, mengajar baca Quran, menjadi coping yang ampuh disaat saya sedang
dalam kondisi under pressure. Hingga pada sebuah poster saya membaca sebuah
beasiswa yang sedang mengadakan open recruitment.
Beasiswa apakah itu?
Beasiswa itu dulu bernama PPSDMS (saat ini sudah
bertransformasi menjadi Rumah Kepemimpinan). Beasiswa yang sama sekali belum
saya tahu sebelum saya menemukan poster tersebut di majalah dinding Mushola
Teknik UGM.
Rupanya beasiswa RK adalah beasiswa yang memiliki kriteria
tersendiri untuk bisa bergabung sebagai awardee. Beasiswa ini mensyaratkan
pelamarnya memilki pengalaman organisasi yang matang, memiliki aktivitas
social, memiliki leadership skill, berprestasi, berIPK baik (kalo saya tidak
lupa diatas 3.00), dll.
Awalanya saya begitu tertarik untuk bergabung. Saya tidak
terlalu PD dengan portofolio yang saya punya dan kriteria yang diminta oleh
beasiswa tersebut. Namun, setelah beberapa pertimbangan berikut, saya
memutuskan untuk mendaftar.
1.
Saya butuh lingkungan yang baik untuk membentuk
karakter diri yang baik, untuk menjaga kualitas ibadah, untuk menjaga diri dari
perbuatan yang tidak baik.
2.
Beasiswa tersebut memberikan uang saku yang
cukup , dan menjadi pertimbangan saya yang sedang membutuhkan uang lebih untuk
kebutuhan perkuliahan saya.
3.
Alumni dari beasiswa tersebut memiliki
portofolio yang bagus, saya berharap bisa menjadi salah satu dari mereka, atau
mengikuti jejak mereka.
4.
Menawarkan program-program unggulan yang
membentuk karaketer unggul. Baik soft skill maupun hardskill.
5.
Memberikan fasilitas asrama. Satu kamar 3 orang.
Full wifi.
Dari 1- 5 adalah alasan kenapa akhirnya saya mendaftar
beasiswa tersebut. Sedangkan 6- 8 adalah apa yang saya dapat, yang diatas
ekspektasi saya.
6.
Saya mendaptkan keluarga. Keluarga yang
benar-benar representasi keluarga yang ada di rumah. Setiap ada masalah, ada
tempat berkeluh kesah. Ada yang mengingatkan sholat. Setiap sakit ada yang
memberi perhatian. Setiap ulang tahun ada yang memberi perhatian. Setiap lagi
butuh uang, ada yang berbaik hati memberi pinjaman. Tak jarang yang menraktir.
7.
Membentuk karakter melalui habit. Kita dibiaskan
untuk bangun subuh. Tidur jam 10 malam. Diatur dengan waktu yang sangat-sangat
terjadwal. Kita harus respect dengan jadwal tersebut.
8.
Kita punya relasi kenalan dari berbagai regional.
Dari Jakarta, bandung, Surabaya, medan, hingga makasar. Juga kenalan dengan
para alumni yang sudah memiliki peran penring di masyarakat. Seperti Pendiri
Bukalapak salah satunya.
Itulah alasan mengapa akhirnya saya memutuskan untuk mendaftar
beasiswa tersebut.
Ragu. Jelas ada keraguan. Keraguan itu datang dari diri saya
sendiri yang tidak cukup percaya diri dengan apa yang saya punya untuk bisa
mengalahkan saingan yang juga mendaftar. Kedua ragu dengan beasiswa tersebut,
apakah beasiswa tersebut benar-benar baik dan tepat untuk saya.
Saya menjawab keraguan itu melalui istikharoh. Melalui usaha
semaksimal yang bisa saya lakukan dalam setiap tahapan tesnya.
Dari mulai seleksi
berkas.
Melengkapi semua berkas yang diminta. Meminta surat
rekomendasi dari Pak Waziz (Ketua Jurusan Teknik Mesin dan Industri-waktu itu),
juga Pak Soekrisno (Dosen Pembimbing).
Seleksi Tertulis
Pun, dalam seleksi tertulis. Saya mempersiapan diri dengan
balajar materi materi SBMPTN. Kebetulan saya ada acara pada hari tersebut
sehingga saya meminta re-schedule. Jadwal tes susulan dilakukan satu hari
setelahnya, yang dilakukan di Asrama RK Putra (kemudian disebut Nakula). Itulah
kali kedua saya saya memasuki asrama tersebut, setelah yang pertama adalah saat
saya menyerahkan berkas.
Tesnya kurang lebih seperti itu. Bahasa Inggris, tes potensi
akademik, dan essay singkat.
Presentasi dan Wawancara,
juga kesehatan.
Pada hari yang sama, dilakukan tiga rangkaian tes tahap
akhir. Kesehatan dliakukan pengecekan dasar, tensi darah, dan pengecekan
jantung dengan stetoskop.
Kemudian pada saat presentasi, kita diberi sebuah tema yang
ditentukan melalui undian. Kemudian dari tema tersebut kita diberi kesempatan
10 menit untuk mempersiapkan presentasi beserta barang yang diperlukan.
Kemudian selanjutnya memasuki tahap presentasi. Pada saat itu saya mendapatkan
tema tentang budaya Indonesia. Saya seketika terpikir oleh komunitas tari aceh
saya yang sedang berjuang untuk go international. Saya mengangkat tema susahnya
akses masyarakat Indonesia yang ingin mengajukan budaya Indonesia di kancah
Internasional.
Saya punya pengalaman buruk dalam hal ini. Saya mengalami
death lock, yang berarti saya gemetar saat menjelaskan, mulut saya benar-benar
diam dan tidak bisa berkata apa-apa. Setalah 5 menit diam, saya menajwab
semampunya.
Pada tahap wawancara, saya diwawancara oleh Salah satu
pengurus RK pusat (Jakarta). Salah satu alumni RK angkatan 1 regional 1
Jakarta. Beliau menanyakan tentang beberapa hal. Tentang latar belakang saya
dan keluarga, kegiatan kuliah saya, kegitan social, prestasi, cita-cita saya,
dan rencana hidup saya. Saya menceritakan apa yang saya tahu dan apa yang saya
anggap benar.
Beberapa hari kemudian, saya lupa berapa hari tepatnya masa
tunggu tersebut. Nama saya tertulis di dalam 30 peserta Rumah Kepemimpinan
Angkatan 7 Regional 3 Yogyakarta.
Proses seleksi itu terjadi pertengahan tahun 2014. Kurang lebih
empat tahun yang lalu. Saat tulisan ini ditulis, RK sedang mengadakan open
recruitment untuk angkatan 9, dengan dua tambahan regional baru. Regional 8
Solo, dan Regional 9 Samarida.
Terima kasih. Selanjutnya, saya ingin menceritakan tentang
culture shock saya dengan kegiatan asrama yang super duper gila.!!!
Pekalongan, Januari 2018