Wednesday, January 17, 2018

Dormitory Life - Tentang Keputusan

Dormitory Life
Kenangan yang terserak dan ingin dirapikan.
Karena manusia punya kapasitas mengingat yang dipengaruhi oleh variable waktu. Maka, mengabadikannya merupakan upaya untuk membuat kenangan itu abadi.

Chapter 1 – Tentang Keputusan
Semester 4, belum juga usai, kegiatan perkuliahan memasuki tingkat turbulensinya. Tugas kuliah mulai meningkat, organisasi, praktikum, teman yang semakin banyak- yang berarti alokasi waktu untuk main pun juga meningkat.
Mengikuti kegiatan social adalah salah satu passion yang saya sadari semenjak mengikuti perkuliahan. Berbagi, mengajarkan matematika, mendongeng, mengajar baca Quran, menjadi coping yang ampuh disaat saya sedang dalam kondisi under pressure. Hingga pada sebuah poster saya membaca sebuah beasiswa yang sedang mengadakan open recruitment.
Beasiswa apakah itu?
Beasiswa itu dulu bernama PPSDMS (saat ini sudah bertransformasi menjadi Rumah Kepemimpinan). Beasiswa yang sama sekali belum saya tahu sebelum saya menemukan poster tersebut di majalah dinding Mushola Teknik UGM.
Rupanya beasiswa RK adalah beasiswa yang memiliki kriteria tersendiri untuk bisa bergabung sebagai awardee. Beasiswa ini mensyaratkan pelamarnya memilki pengalaman organisasi yang matang, memiliki aktivitas social, memiliki leadership skill, berprestasi, berIPK baik (kalo saya tidak lupa diatas 3.00), dll.
Awalanya saya begitu tertarik untuk bergabung. Saya tidak terlalu PD dengan portofolio yang saya punya dan kriteria yang diminta oleh beasiswa tersebut. Namun, setelah beberapa pertimbangan berikut, saya memutuskan untuk mendaftar.
1.       Saya butuh lingkungan yang baik untuk membentuk karakter diri yang baik, untuk menjaga kualitas ibadah, untuk menjaga diri dari perbuatan yang tidak baik.
2.       Beasiswa tersebut memberikan uang saku yang cukup , dan menjadi pertimbangan saya yang sedang membutuhkan uang lebih untuk kebutuhan perkuliahan saya.
3.       Alumni dari beasiswa tersebut memiliki portofolio yang bagus, saya berharap bisa menjadi salah satu dari mereka, atau mengikuti jejak mereka.
4.       Menawarkan program-program unggulan yang membentuk karaketer unggul. Baik soft skill maupun hardskill.
5.       Memberikan fasilitas asrama. Satu kamar 3 orang. Full wifi.
Dari 1- 5 adalah alasan kenapa akhirnya saya mendaftar beasiswa tersebut. Sedangkan 6- 8 adalah apa yang saya dapat, yang diatas ekspektasi saya.
6.       Saya mendaptkan keluarga. Keluarga yang benar-benar representasi keluarga yang ada di rumah. Setiap ada masalah, ada tempat berkeluh kesah. Ada yang mengingatkan sholat. Setiap sakit ada yang memberi perhatian. Setiap ulang tahun ada yang memberi perhatian. Setiap lagi butuh uang, ada yang berbaik hati memberi pinjaman. Tak jarang yang menraktir.
7.       Membentuk karakter melalui habit. Kita dibiaskan untuk bangun subuh. Tidur jam 10 malam. Diatur dengan waktu yang sangat-sangat terjadwal. Kita harus respect dengan jadwal tersebut.
8.       Kita punya relasi kenalan dari berbagai regional. Dari Jakarta, bandung, Surabaya, medan, hingga makasar. Juga kenalan dengan para alumni yang sudah memiliki peran penring di masyarakat. Seperti Pendiri Bukalapak salah satunya.

Itulah alasan mengapa akhirnya saya memutuskan untuk mendaftar beasiswa tersebut.
Ragu. Jelas ada keraguan. Keraguan itu datang dari diri saya sendiri yang tidak cukup percaya diri dengan apa yang saya punya untuk bisa mengalahkan saingan yang juga mendaftar. Kedua ragu dengan beasiswa tersebut, apakah beasiswa tersebut benar-benar baik dan tepat untuk saya.
Saya menjawab keraguan itu melalui istikharoh. Melalui usaha semaksimal yang bisa saya lakukan dalam setiap tahapan tesnya.
Dari mulai seleksi berkas.
Melengkapi semua berkas yang diminta. Meminta surat rekomendasi dari Pak Waziz (Ketua Jurusan Teknik Mesin dan Industri-waktu itu), juga Pak Soekrisno (Dosen Pembimbing).
Seleksi Tertulis
Pun, dalam seleksi tertulis. Saya mempersiapan diri dengan balajar materi materi SBMPTN. Kebetulan saya ada acara pada hari tersebut sehingga saya meminta re-schedule. Jadwal tes susulan dilakukan satu hari setelahnya, yang dilakukan di Asrama RK Putra (kemudian disebut Nakula). Itulah kali kedua saya saya memasuki asrama tersebut, setelah yang pertama adalah saat saya menyerahkan berkas.
Tesnya kurang lebih seperti itu. Bahasa Inggris, tes potensi akademik, dan essay singkat.
Presentasi dan Wawancara, juga kesehatan.
Pada hari yang sama, dilakukan tiga rangkaian tes tahap akhir. Kesehatan dliakukan pengecekan dasar, tensi darah, dan pengecekan jantung dengan stetoskop.
Kemudian pada saat presentasi, kita diberi sebuah tema yang ditentukan melalui undian. Kemudian dari tema tersebut kita diberi kesempatan 10 menit untuk mempersiapkan presentasi beserta barang yang diperlukan. Kemudian selanjutnya memasuki tahap presentasi. Pada saat itu saya mendapatkan tema tentang budaya Indonesia. Saya seketika terpikir oleh komunitas tari aceh saya yang sedang berjuang untuk go international. Saya mengangkat tema susahnya akses masyarakat Indonesia yang ingin mengajukan budaya Indonesia di kancah Internasional.
Saya punya pengalaman buruk dalam hal ini. Saya mengalami death lock, yang berarti saya gemetar saat menjelaskan, mulut saya benar-benar diam dan tidak bisa berkata apa-apa. Setalah 5 menit diam, saya menajwab semampunya.
Pada tahap wawancara, saya diwawancara oleh Salah satu pengurus RK pusat (Jakarta). Salah satu alumni RK angkatan 1 regional 1 Jakarta. Beliau menanyakan tentang beberapa hal. Tentang latar belakang saya dan keluarga, kegiatan kuliah saya, kegitan social, prestasi, cita-cita saya, dan rencana hidup saya. Saya menceritakan apa yang saya tahu dan apa yang saya anggap benar.

Beberapa hari kemudian, saya lupa berapa hari tepatnya masa tunggu tersebut. Nama saya tertulis di dalam 30 peserta Rumah Kepemimpinan Angkatan 7 Regional 3 Yogyakarta.
Proses seleksi itu terjadi pertengahan tahun 2014. Kurang lebih empat tahun yang lalu. Saat tulisan ini ditulis, RK sedang mengadakan open recruitment untuk angkatan 9, dengan dua tambahan regional baru. Regional 8 Solo, dan Regional 9 Samarida.
Terima kasih. Selanjutnya, saya ingin menceritakan tentang culture shock saya dengan kegiatan asrama yang super duper gila.!!!


Pekalongan, Januari 2018