Wednesday, March 5, 2014

Padam (a poem)

Malam...

Ketika malam melarutkan riang,
Ketika pekat menenggelamkan dendang,

Malam..
udaranya berbisik kelam,
Memberi kabar akan datangnya sebuah kematian

Kaki kecilku membawaku pada kesunyian
jejaknya kacau, terlukis pada kanvas kehidupan

Mulai tak karuan, semakin tak karuan. Tak karuan.
Tak ada lagi cinta atau sebuah percik kasih sayang

Malam..
benar membuatnya redup.
Sungguh semakin redup

Semakin parah, semakin guncah
Tak ada darah, tak lagi nanah
tapi terus semakin resah.

Malam..
Mengguncangkan konrtruksi jiwa,
langkahku, semakin lemah, semakin keju.

koyak, retak, bimbang, dan ....

Seperti terjebak di kandang macan
hanya mengeja detik bergulir
menunggu lilin ini benar-benar padam


Maret 2014
Jembatan Budaya
FIB-UGM

No comments:

Post a Comment